Komputer yang terhubung jaringan local atau luas harus diatur dengan baik oleh seorang admin,baik dari sisi akses data , pembagian kegunaan atau pembagian pakai , kemanan dan kenyamanan data untuk di akses , dan masih banyak lagi yang harus di tata rapi oleh seorang administrator jaringan.
Pada blog kali ini kita akan membahas tentang mengidentifikasikan jenjang pengguna dan aplikasi pada jaringan. Sistem operasi yang akan kita gunakan sebagai user adalah Linux Red hat 9.0 dan dari sisi client menggunakan linux atau windows.
Seringkali masing-masing user menyimpan datanya tanpa memperhatikan kapasitas harddisk komputer tersebut. Tentu saja hal in akan menimbulkan masalah-masalah yang membuat pusing seorang administrator Untuk mengatasi agar masing-masing user tidak dapat menyimpan data melebihi kapasitas yang diizinkan , maka seorang administrator perlu menerapkan pemberian disk quota pada masing-masing user tersebut. Akan tetapi mungkin saja ada beberapa user yang ingin diberikan disk quota yang lebih besar atau bahkan mungkin diberikan disk quota yang tidak terbatas. Karena itu dengan penerapan disk quota ini dapat diatur pembagian quota masing-masing user sesuai dengan yang dikehendaki.
Kernel merupakan inti dari sistem operasi Linux. Program-program lainnya seperti kompiler, editor, window manager dsb adalah paket distribusi yang disertakan melengkapi sistem Linux. Kernel berisi program yang dimuat saat boot dan berfungsi sebagai interface antara software dan hardware. Kernel juga bertugas menangani permintaan membaca atau menulis peralatan disk, melakukan tugas-tugas network, proses input/output, manajemen memori, dsb. Kita harus mengkonfigurasikan kernel dan mengkompilenya agar benarbenar efisien dan sesuai dengan sistem Linux kita. Pada dasarnya linux adalah kernel.
Program-program lainnya seperti kompiler, editor, window manager dsb yang disertakan adalah paket distribusi yang melengkapi kernel menjadi sebuah sistem yang operasi yang lengkap. I nformasi mengenai perkembangan kernel khususnya yang terbaru bisa dilihat di homepage http://www.kernel.org atau http://www.linuxtoday.org.
Konfigurasi Quota
Sebelum mencoba untuk menggunakan disk quota perlu diingat bahwa quota harus sudah dikonfigurasi di kernel anda dan sistem anda sudah terinstall paket quota. Pada Linux Redhat versi 6.2, paket quota bisa diinstall dengan rpm jika saat instalasi sistem, paket quota tidak dipilih. Setelah itu konfigurasi ulang kernel anda dan pada bagian quota support ketikkan y :
- Quota support (CONFIG_QUOTA) [n] y
- # /usr/sbin/quotacheck avug
- # /usr/sbin/quotaon -avug
- /dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
- /dev/hda2 /home ext2 defaults 1 1
- /dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
- /dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota 1 1
Cara untuk mengaktifkan quota group hampir sama, yaitu hanya dengan mengganti options usrquota menjadi grpquota. Sedangkan untuk mengaktifkan keduanya, dapat dilakukan dengan mengubah options seperti berikut :
- /dev/hda1 / ext2 defaults 1 1
- /dev/hda2 /home ext2 defaults,usrquota,grpquota 1 1
Kemudian perlu dibuat juga file yang berfungsi menyimpan record quota yaitu quota.user dan quota.group. Keduanya harus diset owner sebagai root, dan hanya boleh di read-write oleh root saja. File ini biasa diletakkan di partisi /home.
- # cd /home
- # touch quota.user
- # touch quota.group
- # chmod 600 quota.user
- # chmod 600 quota.group
- # man fstab
Cara yang mudah untuk melakukan ini ialah dengan menjalankan perintah quota v. Dari keluaran perintah ini dapat anda lihat satu baris informasi tentang pemakaian disk dan batas quota saat itu untuk masingmasing file sistem yang telah diaktifkan quotanya.
Untuk mengalokasikan batas quota digunakan perintah edquota. Perintah dapat digunakan baik untuk mengatur quota seorang user maupun quota sebuah group. Apabila perintah edquota digunakan untuk mengatur quota.
seorang user maka setelah perintah edquota bisa diikuti dengan flag u atau bisa juga tidak, baru kemudian diikuti namauser yang akan diatur quotanya. Jika peintah edquota tidak diikuti flag, maka secara default perintah edquota tersebut dianggap akan mengatur quota seorang user alias menggunakan flag u. Karena itu, jika perintah edquota ini akan digunakan untuk mengatur quota sebuah group, maka setelah perintah ini harus diikuti flag g baru kemudian diikuti nama group yang akan diatur quotanya. Selain itu perintha edquota ini juga dapat digunakan untuk mengatur quota dua atau lebih user atau group
sekaligus. Sintaksnya :
- # edquota < user1 > < user2> < user3> dst
- # edquota -g < group1 > < group2> < group3> dst
Penggunaan perintah edquota dapat dilihat pada contoh berikut :
Untuk edit quota user
- # edquota u bagus
- /dev/hda2: blocks in use: 2594, limits (soft = 5000, hard = 6500)
- inodes in use: 356, limits (soft = 1000, hard = 1500)
Untuk edit quota group
- # edquota g asisten
- /dev/hda4: blocks in use: 5799, limits (soft = 8000, hard = 10000)
- inodes in use: 1454, limits (soft = 3000, hard = 4000)
Setelah itu proses duplikasi dapat dilakukan. Jika diasumsikan shell anda adalah csh dan user ID dimulai pada nomor 500 maka digunakan perintah :
- # edquota -p bob `awk -F: '$3 > 499 {print $1}' /etc/passwd`
edquota t. Maka akan ditampilkan :
- # edquota -t
Grace period before enforcing soft limits for users:
- /dev/hda2: block grace period: 0 days, file grace period: 0 days
Keterangan selengkapnya baca di manual :
- # man edquota
- # repquota u /home
Block limits File limits
User used soft hard grace used soft hard grace
- root -- 175419 0 0 14679 0 0
- bin -- 18000 0 0 735 0 0
- uucp -- 729 0 0 23 0 0
- man -- 57 0 0 10 0 0
- bagus -- 13046 15360 19200 806 1500 2250
- andri -- 2838 5120 6400 377 1000 1500
- # quota v
Filesystem blocks quota limit grace files quota limit grace
- /home 525* 500 550 5days 17 0 0
- /usr 0 500 550 0 0 0
No comments:
Post a Comment