Thursday, February 26, 2015

Standar WaveLAN

Seperti halnya pada jaringan kabel, I EEE adalah organisasi utama yang membahas mengenai jaringan wireless. Standar dibuat dalam kerangka kerja yang dibuat oleh Federal Communications Commision (FCC). 

Teknologi kunci dalam standar 802.1 1 adalah Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS). DSSS menerapkan ke perangkat wireless untuk bekerja pada range 1 sampai dengan 2 Mbps. Sistem DSSS mungkin beroperasi sampai dengan 1 1 Mbps tetapi tidak dianggap diatas 2 Mbps. Standar berikutnya yaitu 802.1 1 b, dimana kemampuan transmisi ditingkatkan sampai dengan 11 Mbps.

802.1 1 b juga sering disebut WiFi atau wireless kecepatan tinggi dan mengacu pada sistem DSSS yang beroperasi pada 1 Mbps, 2 Mbps, 5,5 Mbps, dan 1 1 Mbps. Seluruh sistem 802.1 1 b adalah backward compliant dimana mampu mendukung 802.1 1 untuk kecepatan data 1 atau 2 Mbps hanya untuk sistem DSSS. Backward compatibility adalah sangat penting untuk memungkinkan upgrade jaringan wireless tanpa mengganti NIC atau Access Point.

Perangkat 802.1 1 b mendapat kecepatan data yang lebih tinggi dengan menggunakan teknik pengkodean yang berbeda dibandingkan 802.1 1 , yang memungkinkan jumlah data yang lebih besar dapat dikirim pada frame yang sama. Kebanyakan perangkat 802.1 1 b gagal mencapai kecepatan transfer data 1 1 Mbps dan umumnya bekerja pada kecepatan antara 2 sampai dengan 4 Mbps.

802.11a melayani semua perangkat wireless yang beroperasi pada band frekuensi 5 GHz. Menggunakan C-Band (5.725 5.875 GHz) tidak  memungkinkan bekerjasama dengan 802.1 1 b yang beroperasi pada SBand (2.4 2.5 GHz). 802.1 1 a mampu mensuplai throughput data pada 54 Mbps dan dengan teknologi yang dikenal dengan rate doubling dapat mencapai 1 08 Mbps. Pada umumnya standar yang digunakan adalah 20-26 Mbps.
dengan backward compatibility untuk perangkat 802.1 1 b menggunakan teknologi modulasi Othogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). 

Keuntungan menggunakan WaveLAN adalah sebagai berikut:
  • Mobility, kemampuan perangkat untuk lebih mudah berpindah seperti laptop, PDA, Smart Device dll).
  • Scalability, kemampuan jaringan untuk berkembang mengikuti kebutuhan pengguna.
  • Flexibility, kemampuan jaringan untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana jaringan akan dipasang.
  • Short and long term cost saving, kemampuan jaringan untuk mengefisienkan biaya untuk jangka waktu pendek dan panjang.
  • Instalasi yang lebih mudah dan cepat.
  • Mampu bertahan dalam lingkungan kerja yang keras.
Perangkat WaveLAN
Jaringan wireless mungkin berisi sedikitnya dua perangkat. PC atau laptop yang dilengkapi dengan NIC wireless dapat membangun jaringan yang sama dengan jaringan peer to peer pada jaringan wireline. Kedua perangkat tersebut berperilaku sebagai server dan client. Problemnya adalah keamanan yang minim dan NI C dari produsen yang berbeda mungkin tidak dapat berkomunikasi.

Untuk mengatasi hal tersebut, sebuah Access Point (AP) biasanyadipasang sebagai hub pusat untuk infrastruktur WaveLAN (Wireless LAN). AP menyediakan port untuk koneksi ke LAN dengan kabel. AP dilengkapi antena dan menyediakan koneksi ke area khusus yang disebut cell. Ukuran cell bervariasi tergantung pada komposisi struktur dari lokasi dimana AP dipasang dan ukuran serta gain dari antena. Umumnya jarak dari 91 ,44 m sampai dengan 1 52,4 m. Untuk melayani area yang luas, beberapa access point akan dipasang dengan sebuah sudut yang saling menumpuk (overlap). Overlap memungkinkan roaming diantara cell. Hal ini sama dengan layanan yang diberika oleh perusahaan telepon seluler. Meskipun tidak dijelaskan pada standar I EEE, overlap sekitar 20% -30% dibutuhkan. Banyaknya overlap memungkinkan roaming diantara cell, memungkinkan untuk memutus dan menyambung lagi koneksi tanpa interupsi layanan. Sebaiknya seluruh cell menggunakan SSI D yang sama untuk menyediakan roaming pada jaringan tersebut.

Ketika client aktif dalam WaveLAN, client akan mulai mendengar untuk perangkat yang sesuai yang kemudian akan berkomunikasi. Hal ini disebut scanning dan mungkin aktif atau pasif.
Scanning aktif menyebabkan probe request dikirimkan dari host untuk bergabung ke jaringan. Probe request berisi Service Set I dentifier (SSI D) dari jaringan yang diharapkan akan bergabung. Ketika Access Point dengan SSI D yang sama ditemukan, Access Point akan membalas probe request tersebut. Langkah autentikasi dan asosiasi telah selesai.

Scanning pasif akan membuat host mendengar beacon management frames (beacons), yang dikirimkan oleh Access Point atau host lainnya. Ketika host menerima sebuah beacon yang berisi SSI D dari jaringan dan berusaha bergabung.

Diantara dua perangkat yang akan dihubungkan seharusnya dapat saling bertatapan (line of sight). Dibawah ini adalah hal hal yang memungkinkan adanya halangan (obstacle) diantara dua perangkat tersebut antara lain:
  • Topografi seperti gunung atau bukit.
  • Lingkaran bumi
  • Gedung atau objek buatan manusia lainnya.
  • Pepohonan
  • Logam
  • Tembok atau partisi ruangan lainnya.
Perangkat yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan yang biasanya berada pada gedung atau lokasi yang berbeda disebut bridge. Digunakan juga antena untuk berkomunikasi antar gedung. Ada beberapa jenis antena dan spesifikasi yang berbeda-beda. Dilihat dari arahnya ada dua jenis antena yaitu Omni directional yaitu antena yang memancar ke segala arah (360 ) dan Directional yaitu antena yang memancar dengan sudut tertentu.



Wireless repeater adalah Access Point yang tidak terhubung ke kabel backbone. Membutuhkan overlapping sebanyak 50% dari Access Point yang terhubung ke kabel backbone. Throughput untuk perangkat yang terhubung ke repeater menjadi lebih kecil. Administrator dapat membuat rantai dari beberapa repeater, tetapi setiap penambahan rantai tersebut throughput menjadi setengah dari yang seharusnya.

Disarankan untuk tidak lebih dari dua hop untuk setiap rantainya.



No comments:

Post a Comment